Membaca merupakan salah satu kebutuhan masyarakat saat ini. Dengan membaca, kita dapat memperoleh banyak ilmu dan memperoleh berbagai macam informasi. Termasuk membaca cerpen atau yang biasa disebut Cerita Pendek. Meskipun banyak orang yang menganggap membaca cerpen merupakan hal yang tidak ada gunanya, tetapi masih banyak orang disana yang suka membaca cerpen, bahkan karena cerpen dia bisa terkenal. Ya, dengan membaca banyak cerpen kita bisa tau macam-macam cerpen dan temanya seperti apa. Dan, kita juga bisa membuatnya di rumah sekaligus mengisi waktu luang. Hasilnya, bisa kamu share di sosial media atau di kirim ke beberapa majalah atau koran. Saat kamu tau bahwa cerpenmu dimuat disana, kamu pasti senang kan?

Untuk itu, ayo kembangkan minatmu dalam membaca. Karena dari hal sepele seperti membaca dapat dipetik sebuah hasil yang tidak sia-sia, dan kamu akan memperoleh kesuksesan :)

My Prince Joe



      “Shela sini, ada yang mau aku ceritain sama kamu” Dibalik pohon terdengar suara wanita yang memanggil nama itu. Dia berlari menuju sosok wanita yang sedang berdiri terdiam di sebelah bangku taman. “Ada apa Rani?” Wanita itu pun bertanya kepada seseorang yang memanggilnya tadi. “Ayo kita duduk dulu, aku capek mencarimu kemana-mana, eh ternyata ada disini” Katanya dengan nafas yang tidak teratur. Mereka pun duduk di sebuah bangku taman sekolah di dekat pohon besar. Rani pun memulai ceritanya. “Shel, kamu tau Joe itu kan? Anak kelasmu itu loh” Shela mengangguk. “Kamu tau kan aku udah lama suka sama dia, dan aku semalem smsan sama dia lho Shel. Uh.. senengggg banget, tapi sayang dia cuek. Untung otakku masih bisa mikir tentang bahan pembicaraan, coba kalo enggak, bakal garing. Tapi, aku kadang heran sama anak itu. Banyak juga lo yg suka sama dia, tapi dia tetep aja cuek. Masak sih dia gak peka? Ah gak mungkin. Atau dia gak pengen pacaran yaa? Hm.. kadang aku sih berpikiran buat move on, tapi kayaknya bakal susah deh” Cerita Rani itu hanya melintas ditelinganya dan membuat ia berpikir sesuatu yang tidak jauh berbeda dengan topik yang baru saja Rani ceritakan kepadanya

            “Helooo, Shela? Kamu denger kan yang aku omongin?”
            “Ohh.. umm denger kok. Iya aku denger” Shela kaget dan terbangun dari lamunannya
            “Trus? Masa kamu diem aja gitu sih? Kasih aku solusi dong”
            “Hmm.. gimana yaa? Menurutku kamu harus ikuti kata hatimu aja. Kalo kamu pengen move on, ya move on aja, kalo diniatin bisa kok. Emangnya kamu betah jadi fans setianya meski kamu tau dia itu cuek?”
            “yaa.. betah gak betah sih. Kayaknya aku mau move on deh. Emm.. okelah”

Shela merasa tak nyaman dengan kondisinya pada waktu itu, ia pun berpamitan untuk pergi ke kelas duluan dan meninggalkan Rani di taman sekolahnya. Ia terburu-buru dan menampakkan ekspresi wajah yang gelisah. Sebenarnya apa yang Shela takutkan? Mengapa ia selalu menghindar saat Rani curhat tentang pujaan hatinya itu?

****
Dear Diary…
Tadi pagi, Rani mengatakannya padaku. Dia bercerita semuanya padaku. Tentang isi hatinya, yang ingin dia lakukan, semuanya tentang Joe. Aku tak tau harus memberi solusi apa. Yang jelas aku tak ingin pertemananku dengannya hancur gara-gara masalah ini. Apa aku munafik jika aku bisa dekat dengan Joe? Lagipula, bukan aku yang menyukainya, tapi dia. Dia yang menyatakan perasaannya padaku waktu itu, dan aku menolaknya. Ya, ini demi aku dan Rani. Meski aku merasa bahwa waktu itu berat untuk mengatakannya, tapi mau bagaimana lagi? Apakah aku suka pada Joe? Tapi haruskah aku merebutnya dari Rani? MUSTAHIL !! Yang penting sekarang gak boleh ada yang tau tentang hubungan-ku dengan Joe, siapapun itu. Aku janji, aku akan memberitahu mereka jika waktunya telah tepat . . .
- Shela Christin Ayunda 

Sebenarnya, hal inilah yang membuat hati Shela gelisah saat Rani bercerita tentang Joe. Ternyata Joe menyukainya dan mungkin Shela juga merasakan hal yang sama. Tapi untung saja sampai sekarang tak ada yang tau hubungannya dengan Joe, dan dia berharap akan tetap seperti ini sampai waktu itu telah tiba.
****
            2 minggu telah berlalu. Belakangan ini, Rani jarang menemui Shela dan jarang juga untuk sharing masalahnya, terutama tentang Joe. Shela cemas, dia takut Rani mengetahui semuanya dan membenci dirinya. Tiba-tiba saat Shela termenung di depan kelasnya, orang yang baru saja dia pikirkan lewat di depannya. 
            “Woyy…”
            “Hah, emm apaa?”
            “Kamu ngelamunin apa sih? Oyaa, sini-sini aku mau cerita” Rani menarik tangan Shela dengan paksa, dan dibawanya Shela untuk duduk di kursi depan kelas. “Eh Shel, aku kenal seseorang lho. Namanya Tomy, dia bukan anak sini sih, aku lupa asalnya dari mana, yang jelas jauhh banget dari sini. Kalo lihat di profil twitternya nih ya, anaknya ganteng, cool, romantis lagi, ah pokoknya tipe aku banget deh”
            “Trus?”
            “Kayaknya aku suka sama dia deh Shel”
            “Hmm.. gimana sama Joe?”
            “Joe? Aku udah bisa lupain dia, aku kesel sama kecuekannya. Oh ya aku ke kelas dulu ya, ada pr yang belum aku kerjakan, byee” Kata Rani meninggalkan Shela sendiri disana. Shela merasa senang karena dia merasa gak ada yang perlu di khawatirnya tentang hubungannya dengan Joe, dia merasa bebas. 

****

            Satu minggu telah berlalu, seperti biasanya, Shela masih PDKT dengan si Joe. Kali ini, ada beberapa teman mereka yang menganggap bahwa mereka sudah berpacaran, namun kenyataannya tidak. Bagaimana tidak disangka pacaran jika si Joe terkadang memegang pipi Shela, sebenarnya Shela kaget namun dia merasa senang saat Joe memperlakukannya seperti itu, dan teman-temannya pun melihatnya dan mereka menafsirkan bahwa ada hubungan yang istimewa antara Joe dan Shela.

            “Shela, nanti pulang sekolah jangan pulang dulu yaa?” Suara Joe mengalihkan perhatianku yang semula dari buku yang ku baca menjadi ke wajahnya
            “Kenapa?”
            “Pokoknya jangan pulang dulu, oke? Awas kamu” dia langsung meninggalkan Shela. Shela mengamati punggung orang itu sembari berfikir, apa yang akan dia lakukan? Entahlah, kita lihat saja apa yang terjadi nanti

            “teett.. tett..” Bel pulang pun berbunyi. Shelamerasa deg-deg kan. Dia sengaja memperlambat gerakannya untuk membereskan buku yang berantakan di mejanya, ya.. karena diaingin tau apa yang akan dilakukan oleh Joe. Kelasnya pun telah sepi, hanya ada Joe dan Shela. Rasa deg-degkannya memuncak ketika ia mengetahui tak ada seorangpun di kelasnya kecuali Joe. Ia pun menggendong tasnya dan berjalan ke depan pintu kelas. Namun tangannya dipegang erat oleh genggaman tangan Joe. “Tunggu!” Shela hanya terdiam dan melihat kea rah Joe. “Kemarilah..!” Joe-pun menarik tangan Shela menuju belakang kelasnya. Saat ini digenggamnya kedua tangan Shela, dan matanya pun melihat tajam ke mata Shela. Shela merasakan kegugupan yangdialami oleh Joe. Tangannya Joe bergetar, sepertinya ia akan mengatakan sesuatu.

            “Shela, sampai saat ini aku masih menyukaimu. Mungkin pertama kali aku melakukan hal yang sama, kamu tak bisa menerimanya karena terhalang oleh seseorang. Tapi kali ini aku yakin taka da seseorang yang menghalangimu. Hmm.. kamu mau jadi pacarku?” Dia menunjukkan perasaannya  pada Shela yang kedua kalinya. Shela sejenak berfikir. Dia bingung harus menjawab apa. Tapi hatinya berkata bahwa dia harus menerimanya. 

            “Kau tak perlu menjawabnya sekarang”
            “Hmm Joe, Maafkan akuu” Shela menundukkan kepalanya dan raut muka Joe yang awalnya bersemangat sekarang menjadi tak bergairah
            “Maafkan aku, aku tak bisa menolakmu” dan Ya! Shela menerimanya. Joe langsung meloncat dan langsung memeluk Shela. Dia memberi Shela sebatang coklat dan “Terima Kasih, aku takkan mengecewakanmu” katanya sembari memberi senyum manisnya. “Hmm.. aku pulang duluan yaa, Mama udah nunggu di depan” Shela berpamitan pulang, sebenarnya alasannya pulang duluan bukan karena itu. Tapi ia takut diajak pulang bersama Joe, ya, dia takut Rani mengrtahui semuanya ini. Shela pun bergegas, dia menampakkan wajah yang amat senang. Tetapi setengah perjalanan menuju gerbang sekolah, ia bertemu dengan Rani. Gelisahnya pun menjadi. “Hey, kamu baru pulang Shel?” Tanyanya pada Shela.
            “Hm.. iyaa..”
            “Ku lihat kelasmu sepi tadi, kayak gaada satupun orang di dalemnya. Ternyata dugaanku salah yaa..”
            “Aku gak di kelas, um.. aku habis dari kamar mandi tadi” Shela terpaksa untuk berbohong.
            “Ohh…”
Shela mengatur nafasnya. Bagaimana dia mengatakan semua ini pada Rani? Jelas-jelas Rani adalah teman yang suka curhat padanya. Meskipun Rani sudah tidak menyukai Joe lagi, tapi Shela masih takut dibilang sebagai PHO (Perusak Hubungan Orang)

            Satu minggu pun telah berlalu. Setiap pulang sekolah Shela memberanikan dirinya untuk mengiyakan ajakan Joe untuk pulang bersama. Ya, sebenarnya bukan hanya mereka semua, tapi bersama dengan teman-teman kelasnya. Saat ini, Shela tak menghiraukan Rani. Tiba-tiba saja ia lupa dengan Rani yang pernah menyukai pacarnya itu. Ternyata, kini Rani telah mengetahuinya. Shela tau itu karena tweet Rani yang sepertinya tertuju padanya. Shela merasa tidak nyaman. Dia meminta maaf pada Rani, ya meskipun awalnya sedikit takut, akhirnya diapun mencoba.

Shela : Rani, aku minta maaf ya tentang semua ini. Aku tau aku salah. Aku nyembunyiin semua ini dari kamu, aku takut kamu marah padaku
Rani : Oh gapapa kok Shel, mana mungkin aku marah. Lagipula aku kan udah move on dari dia. Aku malah seneng sekarang kamu udah jadi pacarnya. Selamat yaa
Shela : Aku masih merasa tak nyaman
Rani : Udahlah, aku kan udah bilang aku gak marah, justru aku senang. Mana mungkin aku marah sama temenkuu. Dan ingat satu lagi, aku kan masih punya Tomy
Shela : Hmm.. baiklah. Kamu emang teman terbaikku Ran. Hahaha… semoga taken ya sama si tomy.
Rani : kamu ini nyindir atau gimana? Mentang mentang udah punya pacar kayak gitu ke aku yaa…
Shela : Hehe.. Mian ._.v

Ternyata Rani tidak membenci Shela, justru sebaliknya. Shela merasa senang sekarang. Ia merasa bebas dari masalah yang ia pendam sejak lama itu. Ya, memang masalah itu gak boleh di pendam, karena dengan itu kita dapat menambah masalah yang baru lagi. Katakan saja masalahnya dan siapkanlah dirimu untuk bertanggung jawab atas yang kamu telah perbuat. Meski kamu mendapat hal yang tidak kamu inginkan, yakinlah, Tuhan pasti memberikan jalan yang terbaik untukmu..

Tidak ada komentar: